BAB
I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Clubfoot adalah
istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan deformitas umum dimana kaki
berubah / bengkok dari keadaan atau posisi normal. Beberapa dari deformitas
kaki termasuk deformitas ankle disebut dengan talipes yang berasal ari kata talus ( yang berarti ankle) dan pes ( yang berarti kaki ). Deformitas
kaki dan ankle dipilah tergantung dari posisi kelainan ankle dan kaki.
Clubfoot yang terbanyak merupakan
kombinasi dari beberapa posisi dan angka kejadian yang paling tinggi adalah
tipe talipes equinovarus ( TEV ) dimana kaki posisinya melengkung ke bawah dan
ke dalam dengan berbagai tingkat keparahan. Unilateral cubfoot lebih umum
terjadi dibandingkan tipe bilateral dan dapat terjadi sebagai kelainan yang
berhubungan dengan sindroma lain sepeti aberasi kromosomal, artrogriposis (
immobilitas umum dari persendian ), cerebral palsi atau spina bifida.
Frekuensi clubfoot
dari populasi umum adalah 1 : 700 sampai 1 : 1000 kelahiran hidup dimana anak
laki – laki dua kali lebih sering dibandingkan anak perempuan. Berdasarkan
data, 35 % terjadi pada kembar monozigot dan hanya 3 % pada kembar dizigot. Ini
menunjukkan adanya peranan factor genetika
- RUMUSAN MASALAH
1.
Apa definisi dari Congenital Talipes Equino Varus (
CTEV ) ?
2.
Bagaimana etiologi dari CTEV ?
3.
Apa saja manifestasi klinis dari CTEV ?
4.
Apa saja klasifikasi dari CTEV ?
5.
Bagaimana patofisiologi dari CTEV ?
6.
Apa saja pemeriksaan penunjang dari CTEV ?
7.
Bagaimana penatalaksanaan dari CTEV ?
8.
Bagaimana asuhan keperawatan CTEV ?
- TUJUAN
Mahasiswa
mengerti dan paham tentang
1.
Definisi dari congenital talipes equino varus ( CTEV )
?
2.
Etiologi dari CTEV ?
3.
Manifestasi klinis dari CTEV ?
4.
Klasifikasi dari CTEV ?
5.
Patofisiologi dari CTEV ?
6.
Pemeriksaan penunjang dari CTEV ?
7.
Penatalaksanaan dari CTEV ?
8.
Asuhan keperawatan CTEV ?
BAB
II
PEMBAHASAN
- DEFINISI
CTEV / clubfoot adalah deformitas yang meliputi flexi dari
pergelangan kaki, inverse dari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi
media dari tibia. ( www.ctev.com
).
CTEV adalah cacat bawaan yang merupakan kombinasi kelalaian
yang terdiri dari kaki depan ( forefoot ) adduksi dan supinasi melalui sendi
midtarsal,tumit varus melalui sendi subtalar dan equines melalui sendi kaki (
ankle ), deviasi ke medial seluruh kaki dipandang dari sendi lutut.( Hafid,
Abdul, 1994 )
- ETIOLOGI
Penyebab kaki pekuk belum diketahui. Ada factor keturunan, dan sekarang dianggap
multifaktorial dengan pengaruh utama dari gen tunggal autosom dominant.
Pemeriksaan biopsy otot – otot ekstrinsik betis baru – baru ini menunjukkan
kemungkinan penyebab neuro muskuler. Ada
ketidakseimbangan tipe serabut dan sambungan neuromuskuler dalam otot – otot
ini bertambah. Kelainan mikroskopik electron juga ada. Temuan – temuan ini
berbeda dengan dengan teori etiologi sebelumnya dimana deformitas talus diduga
merupakan kelainan primer. Walaupun talus dipastikan berubah bentuk dengan
deviasi media kepala dan leher, ini sekarang dianggap merupakan deformitas
sekunder
Beberapa ahli yang lain mengatakan bahwa kelainan ini timbul
karena posisi abnormal atau pergerakan yang terbatas dalam rahim. Ahli lain
mengatakan bahwa kelainan terjadi karena perkembangan embrionik yang abnomal
yaitu saat perkembangan kaki kearah fleksi dan evesi pada bulan ke-7 kehamilan.
Pertumbuhan yang terganggu pada fase tersebut akan menimbulkan deformitas
dimana dipengaruhi pula oleh tekanan intrauterine.
Beberapa ahli yang lain mengemukakan beberapa teoi tentang
penyebab terjadinya CTEV yaitu :
1.
Factor – factor genetic kadang – kadang didapatkan
familier ( Wyne Davis )
2.
Factor mekanis ( Denis Brown )
3.
Terhentinya petumbuhan janin ( Bohm )
4.
Displasia dari otot – otot, sehingga terjadi ketidak seimbangan
( imbalance ) otot (Garceau )
5.
Kelainan primer os talus :
Kaput dalam kolum tali mengecil deviasi ke medial dan kearah plantar dari
korpus tali ( Adam, Sotile, Irani dan Sherman
)
6.
Mc kay menambahkan terjadinya rotasi kalkaneus ke medial
pada subtalar
- MANIFESTASI KLINIS
Bentuk congenital kaki pekuk yang merupakan sekitar 75 % dari
semua kasus, ditandai dengan
1)
Tidak adanya kelainan congenital lain
2)
Berbagai kekakuan kaki
3)
Atrofi betis ringan
4)
Hipoplasia tibia, fibula dan tulang – tulang kaki
ringan
Kelainan ini terjadi lebih sering pada anak laki – laki ( 2:1
) dan bilateral pada 50 % kasus. Kemungkinan terjadinya deformitas secara acak
adalah 1 : 1000 kelahiran, tetapi pada keluarga yang terkena mungkin sekitar 3
% pada saudara kandung, dan 20-30 % pada anak dari oang tua yang tekena.
Pemeriksaan pada bayi kaki pekuk menunjukkan equinovarus kaki
belakang, varus kaki belakang dan kaki tengah, adduksi kaki depan, dan berbagai
kekakuan. Semua temuan ini adalah akibat dislokasi medial sendi talonavikuler.
Pada anak yang lebih tua, atrofi betis dan kaki lebih nyata dari pada bayi,
tanpa memandang seberapa baik kaki terkoreksi atau fungsionalnya. Temuan ini
adalah karena aspek – aspek etiologi kaki pekuk bukan metode pengobatannya.
Tanda
klinis lain yang dapat kita lihat adalah :
§
Bayi baru lahir harus ditentukan diagnosisnya
apakah bentuk kaki fisiologis ( karena posisi dalam uterus ), tes dorsofleksi
pada pergelangan kaki. Bila ibu jari kaki bias menyentuk Krista tibia, ini
adalah fisiologis bukan CTEV
§
Anak jalan terlambat
§
Kalau sudah jalan, bentuk kaki varus equines,
penebalan ( callocity )pada bagian lateral atau depan lateral dari kaki
- KLASIFIKASI
Ada beberapa tipe talipes
yaitu :
1.
Talipes Varus :
inverse atau bengkok kedalam
2.
Talipes Valgus :
eversi atau bengkok keluar
3.
Talipes Equines :
plantar fleksi dimana jari-jari lebih rendah dari pada tumit
4.
Talipes Calcaneus :
dorso fleksi dimana jari-jari lebih tinggi dari pada tumit
- PATOFISIOLOGI
- PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Ultrasonografi
Dilakukan saat kehamilan
2.
X-ray
§
Foto AP dan lateral
Untuk mengetahui posisi talus saebagai penuntun pengobatan, hubungan
talus dengan tulang – tulang sekitarnya : kalkaneus, navikular – metatarsalia,
tibia dengan talus
- PENATALAKSANAAN
1.
nonoperatif
metode konservatif meliputi penggunaan perban dan bidai lunak terutama
bermanfaat bagi bayi premature sampai ukurannya tepat untuk memakai gips. Gips
serial merupakan metode penanganan nonoperatif utama.sebelum gips dipasang,
kaki dimanipulasi kearah posisi yang terkoreksi. Gips kemudian dipasang dan
diganti tiap 1-2 minggu. Koreksi total, baik secara klinis maupun radiografis,
harus dicapai pada umur 3 bulan. Jika ini diselesaikan, kemudian digunakan gips
penahan selama 3-6 bulan lagi disertai dengan ortosis atau sepatu korektif
sampai anak dapat berjalan baik. Kegagalan memperoleh perbaikan klinis dan
radiografi pada umur 3 bulan merupakan indikasi untuk pengobatan bedah. Upaya
lebih lanjut pada penatalaksanaan konservatif dapat mengakibatkan cidera
artikuler dan kaki tengah bagian belakang ( ocker – bottom deformity )
2.
operatif
metode penanganan bedah sekarang adalah pelepasan jaringan lunak total.
Hasil jangka panjang yang memuaskan dapat diharapkan pada 80-90 % kasus. Kaki
dengan hasil tidak memuaskan yang memerlukan penanganan tambahanbiasanya adalah
akibat ketidakseimbangan otot ekstrinsik, bukannya koreksi yang sempuna.
Transfer tendon dan pebaikan tulang, termasuk artrodeses ( fusi ), terutama
dipakai untuk menangani kaki yang dikoreksi berulang atau tidak sempurna
3.
penyesuaian dengan derajat pes ekuinus
1.
dengan koreksi gips yang diganti seminggu sekali untuk
meneruskan koreksi. Koreksi ini umumnya memakan waktu 6 minggu
2.
menggunakan bidai pes ekuinovarus bawaan yang diikatkan
dengan plester pada kaki dan berangsur – angsur diputar kearah luar dan kearah
valgus. Pleste perakat diganti tiap minggu selama lebih kurang 12 minggu dan
setelah fase ini koreksi dipertahankan tapi gerakan sendi tetap dapat dilakukan
3.
menggunakan sepatu bidai yang dipakai siang dan malam
hari, hanya dilepas pada waktu mandi, selama 3 bulan dan pemakaian diteruskan
sampai anak dapat berjalan. Bidai ini harus terus dipakai pada malam hari
sedikitnya sampai usia 2 tahun atau lebih untuk mencegah kambuh
4.
menggunakan sepatu yang menghadap keluar ( sepatu
tebalik kiri dan kanan ) yang dipakai siang hari sampai sampai umur 3 tahun,
biasanya dengan tambahan sol sepatu pengganjal berbentuk baji ditepi sebelah
luarnya.
- ASUHAN KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Behrman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC
Hafid, Abdul. 1994. Pedoman Diagnosa Dan Terapi. Jakarta : EGC
R. Syamsuhodajat. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC
Wong,
Donna L. 1995. Whaley & Wong’s
Nursing Care Of Infants And Children. Missouri : Mosby company
WWW. CTEV.COM ( diakses tanggal 15
April 2008 jam 14.00 WIB )