ASUHAN
KEPERAWATAN ANAK DENGAN
RESPIRATORY
DISTRES SYNDROME
1. LANDASAN TEORI
PENGERTIAN
Sindrome distres pernafasan adalah
perkembangan yang imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah
surfaktan dalam paru RDS dikatakan sebagai hyaline membrane descase (HMD).
(Suriadi Skp.
Rita Yuliani ; 2001 ; 265)
RDS adalah perkembangan yang imatur pada
sistem pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan paru dengan kumpulan
gejala yang terdiri dari dispnea, hiperpnea, frekuensi pernafasan lebih dari 60
x/menit, sianosis, dan kelainan otot-otot pernafasan pada inspirasi
ETIOLOGI
Dihubungkan dengan usia kehamilan. Berat
badan bayi lahir kurang dari 2500 gram.
Sering kali pada bayi dengan berat badan
lahir kurang dari 1000 gram. 20% berkembang dengan bronchopulmonary dysplaisia,
(BPD). (Suriadi SKp. Rita Yuliani SKp. 2001. : 266)
Kelainan yang terjadi dianggap karena
faktor pertumbuhan atau pematangan paru belum sempurnah. Biasanya insiden pada
bayi prematur BB 1000 -2000 gr terutama ibu yang mengalami gangguan perfusi darah
uterus selama. kehamilan. Kelainan ini merupakan penyebab utanma kematian 50-
70% bayi prematur.
PATOFISIOLOGI
Penyebab RDS adalah kekurangan surfaktan
(suatu zat lipoprotein) paru. Surfaktan adalah zat yang memegang peranan dalam
pengembangan paru dan merupakan suatu
komplek yang terdiri dari protein, karbohidrat dan lemak. Senyawa utama zat
tersebut ialah lesitin. Zat ini mulai dibentuk pada kehamilan 22-23 minggu dan
mencapai maksimum pada minggu ke-35. Fungsi furfaktan adalah merendahkan
tegangan permukaan alveolus hingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa
udara pada akhir ekspirasi. Defisiensi Zat surfaktan yang ditentukan pada PMN
akan menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan stabilitas menjadi terganggu
alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi. sehingga untuk pernafasan
brikutnya dibutuhkan tekanan negatif intra toraks yang lebih besar dan disertai
usaha inspirasi yang tebih kuat. Kolaps paru ini: mcnyebabkan terganggunya fentilase
sehingga menjadi hipoksia, rrtensi co2 dan asidosis. Hipoksia akan menimbulkan
.:
a.
Oksigenasi jaringan menurun sehingga
menjadi metabolisme anaerobik yang menimbulkan asam laktat dan asam organik
lain yang menyebabkan terjadinya.asidosis metabolik pada bayi.
b.
Kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus
alveolaris yang akan menyebabkan terjadinya transudasi kedalam alveoli dan terbentuknya
fibrin bersam- sama dengan jaringan epitel yang nekrotik membentuk suatu lapisan
yang disebut membran hialin asidosis dan atelektasis juga menyebabkan gangguan
sirkulasi darah dari dan ke jantung. Deemikian pula aliran darah paru akan menurun
dan mengakibatkan berkurangnya pembentukan zat .surfaktan, ..
Surfaktan menurun
Compliance (distenbilitas) paru
menurun PO²
menurun
IWL
usaha napas meningkat meningkat Metabolisme anaerob
volume cairan
menurunya ventilasi
Gangguan
perubahan Pertukaran
pola nafas gas
CO² meningkat asidosis
Fatique/
kelelahan
Perfusi perifer menurun Intoleran
aktifitas
Vasokontriksi
perifer dan pulmonal
Tekanan
arteri pulmonal meningkat
Hipertensi pulmonal
Odem
paru Gangguan
Pertukaran
gas
(Suriadi SKp, Fita Yuliani SKp, 2001;266)
Gagal nafas Nutrisi kurang dr
kebutuhan
GAMBARAN KLINIS :
1)
Takipnea
2)
Retraksi
interkostae dan sternal
3)
Dengkur
ekspiratori
4)
Pergerakan cuping
hidung
5)
Sianosis
sejalan dengan peninikatan hipoksemia
6)
Menurunnya
daya komplain paru
7)
Hipotensi sistemik
8)
Penurunan
keluaran urine
9)
Penurunan
suara nafas
10) Takikardi
RDS adalah
penyakit yang dapat sembuh sendiri. Perbaikan biasanya ter1ihat 48 sampai. 72
jam setelah lahir, Bila terjadi regenerasi sel alveoler tipe II
dan dihasilkannya surfaktan. Penampakan
dan lamanya gejala dapat berubah dengan pemberian surfaktan biasa. :
KOMPLIKASI
1) Ketidakseimbangan asam biasa
2) Pneumothorax
3) Pneumomediastiurn
4) pulmonary interstitial dyasplasia
5) Bronchopulmonary dysplasia (BPD)
6) Patent ductus arteriosis (PDA)
7) Hipotensi sistemik
8) Retinopaty pada prematur .
9) Kejang
10) Infeksi (pneurnonia, septikemia )
I
PENATALAKSANAAN
1.6.1 Perbaikan oksigenasi dan pertahankan volume
paru optimal
a.
Rumatan Pa o2 antara 50 sampai 80 mmHg,
PaCO2 antara 40 dan 50, PH paling sedikit 7,25
b.
Penggantian surfaktan melalui selang
endotrakeal ( endotrakeal tube (ET) )
c.
Tekanan jalan nafas positif secara tetap
melalui nasal prongs untuk mencegah
kehilangan volllme selama ekspirasi
d.
Ventilasi mekanik melalui ET untuk
hipoksemia berat (PaO2 kurang dari 50 sampai 60 mmHg) dan / atau hiperkapnea
(PaO2 lebih dari 60 mmHg)
e.
Pemantauan transuktan dan oksimetri nadi
f.
Pemberian aerosol bronkodilator
g.
Fisioterapi toraks
h.
Opsi kardiorespiratori ta1nbahan
.(ventilasi frexuensi tinggi, oksigenasi membran ekstrakomoreal, oksida nitrat,
ventilasi cairan).
1.6.2
Pertahankan kesetabilan suhu
I
6.3 Berikan asupan cairan, elektrolit dan nutrisi yang seimbang
1.6.4
Pantau nilai gas darah arteri, hemoglobin dan hematrokit serta bilirubin
1.6.5
Lakukan transfusi darah seperlunya untuk mempertahankan hematrokit
1.6.6 Pertahankan jalur arteri (arteri1
line ) untuk memantau PaO2 dan " pengambilan sampel darah
1.6.7 Berikan obat yang perlukan
a.
Deuritik
untuk mengurangi odema interstisial
b.
NaHCO3
untuk asidosis metabolik
c.
Antibiotik
untuk nfeksi terkai
d.
Analgesik
untuk nyeri dan iritabilitas
e.
Teofilin
sebagai stimulasi respiratori
f.
V
asopresor ( dopanmin, dobutamin)
g.
Kortikosteroid
untuk meningkatkan maturitas paru
h.
Bronkodilator
2. LANDASAN ASUPAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Indetitas
klien
Insiden
sering terjadi pada bayi prematur dengan berat badan 1000 - 2000 gram dan masa
kehamilan kurang dari 36 minggu.
2
Keluhan utama
Sesak nafas atau pemafasan cepat.
Riwayat
penyakit sekarang
Sesak nafas atau pemafasan cepat.
Frekuensi pernafasan lebih dari 60 x / menit, pernafasan cepat dan dan dangkal timbul setelah 6 – 8 jam pertama
setelah lahir dan gejala karakteristik mulai terlihat pada umur 24 – 72 jam
Riwayat
penyakit dahulu
Pre natal : lbu mengalami ganggualn perfusi
darah uterus kehamilan mis : DM, Teksomia gravidium, Hipotensi, dan perdarahan ante partum.
Natal:
Bayi dengan riwayat astiksiapada waktu lahir dan lahir melalui seksio sesar
akan memperberat keadaan.
Post Natal :
Riwayat
penyakit keluarga
Keluarga yang mempunyai penyakit DM
atau Hipotensi.
Riwayat
Psikosorial spiritual
ADL
(Activity daily life)
-
Nutrisi :
Bayi
dapat kekeurangan cairan sebagai akibat bayi belum minum atau menghisap
-
Istirahat tidur
Kebutuhan
istirahat terganggu karena adanya sesak nafas ataupun kebutulan nyaman tergangu
akibat tindakan medis
-
Eliminasi
Penurunan pengeluaran urine
Pemeriksaan
1)
Pemeriksaan
umum
Suhu :
Bayi sangat mudah kedinginan, dapat
terjadi hipotermia dengan suhu 35oC
Nadi : Takikardi
170 x/menit
RR : 60 x/menit
BB: 1000-2000 gram atau kurang dari 1500 gram
2)
Pemeriksaan
fisik
-
Kepala
Hidung :
terdapat pemafasan cuping hidung,
adanya sekret pada jalan nafas
-
.Mulut :
mukosa bibir kering
-
Dada
Hipertimpani
Bising usus meningkat
-
Ekstremitas
Dapat terjadi edema setelah beberapa jam
Adanya sianosis
3)
Pemeriksaan
penunjang
-
Foto rontgen
thorak
Ø Pola retikulo granular difus bersama bromkogram
udara yang saling tumpang tindih.
Ø Tanda paru sentral dan batas jantung sukar dilihat, inflasi paru
buruk.
Ø Kemungkinan terdapat kardiomegali bila sistem lain
juga terkepa (bayi dari ; ibu diabetes, hipoksia, gagal jantung kongestif).
Ø Bayangan timus yang besar .
Ø Bergranul merata pada bronkogram udara, yang
menandakan penyakit berat jika terdapat pada beberapa jam pertama.
-
Pemeriksa darah
Ø Asidosis metabolik
PH menurun (N : PH 7,35- 7,45)
Penurunan Bicarbonat (N :
22-26 meg/L)
PaCO2 Normal (N : 35-45 mmHg)
Peningkatan serum K
Ø Asidosis respiratorik
-
PH menurun (N : PH 7,35-7,45)
-
Peningkatan
PaCO2 (N
: 35-45 mmHg)
-
Penurunan PaO2
(N :
80-100 mmHg)
-
Imatur
lecithin / sphingomylin
(L/S)
DIAGNOSA KEPERAWATAN (Marlene mayers, 1995 : 241
)
Diagnosa
Keperawatan yang mungkin timbu1 pada klien dengan RDS adalah
1.
Kerusakan
pertukaran gas berhubungan dengan imatur paru dan dinding dada atau kurangnya jumlah
cairan surfaktan.
2.
Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan obstruksi atau pemasangan intubasi trakea yang kurang
adekuat dan adanya penumpukan sekret.
3.
Pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan ketidaksamaan nafas bayi dan ventilator, tidak berfungsinya ventilator,
dan posisi . bantuan ventilator yang kurang tepat.
4.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan,
Motilitas gastrik menurun, dan kurangnya penyerapan.
lNTERVENSI
DX I: Kerusakan pertukaran gas berhubungan
dengan imatur paru dan dinding dada atau kurangnya jumlah cairan surfaktan
Tujuan :
Pertukaran gas adekuat
Kriteria :
Mempertahankan oksigenasi
yang adekuat dengan menunjukan Adanya :
-
ABG Pa O2 80-100 mmHg, PCO2 35-45 mmHg
-
Suara Nares Vesikuler
Intervensi
1.
Monitor / observasi perubahan status
pemafasan
Rasional : Deteksi dini status
pemafasan dan pengenalan dini perubahan perjalanan penyakit.
2.
Berikan 02 tidak If:bih dari 40%,
hangatkan dan lembabkan dengan kap.
Rasional : Mencegah turunnya
konsentrasi O2 dan menurunkan kebutuhan-kebutuhan air.
3.
Observasi apnea dan cyanosis.
Rasional : Deteksi dini status pernafasan
dan mempertahankan gas darah optimal.
4.
Bantu posisi anak untuk ekspansi panparu maksimal
Rasional :
Memberikan rasa nyaman dan agar ada upaya benafas
5.
Observasi respon arak untuk ekspansi
paru maksimal.
Rasibnal : Mencegah turunnya konsentrasi
mekanik dan kemungkinan-kemungkinan terjadinya komplikasi.
6.
Section jika diperlukan
Rasional : Mengurangi
akumulasi secret.
7.
Monitor efek samping obat
Rasional : Mengetahui reaksi obat
untuk dilanjutkan atau dihentikan therapy.
Dx II : Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan obstruksi atau pemasangan intubasi yang kurang tepat dan
adanya penumpukan sekret. :
Kriteria hasil :
-
Suara nafas vesikuler dan tidak adanya
penumpukan sekret. –
-
Oksigenasi adekuat
Intervensi :
1.
Kaji dada bayi apakah bunyi nafas
bilateral dan adanya ekspansi selama inspirasi.
Rasional : Manajemen komplikasi dan
penegenalan dini perubahan perjalanan penyakit.
2.
Atur posisi bayi
Rasional : Untuk
memudahkan drainase.
3.
Lakukan penghisapan lender (suction)
Rasional : mengurangi akumulasi
sekret
4.
Kaji kepatenan jalan napas setiap jam
Rasional :
mendeteksi perubahan perjalanan penyakit
5.
Cegah prosedur rutin penghisapan,
pemegangan dan auskultasi Rasional : mencegah petiurunan PaO2
Dx III : Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan ketidaksamaan nafas bayi dan ventilator yang kurang tepat.
Tujuan : Pola
nafas efektif
Kriteria Hasil :
-
Mempertahankan pola pematasan efektif
-
Irama nafas, kedalaman nafas normal
-
Oksigenasi adekuat.. ; Intervensi :
1.
Analisa Monitor serial gas darah sesuai
program
Rasional : Mempertahankan gas darah
optimal dan mengetahui perjalanan penyakit.
2.
Gunakan alat bantu nafas sesuai intruksi
Rasional : Memudahkan memelihara jalan nafas atas
3.
Pantau ventilator setiap jam
Rasional : Mencegah turunnya konsentrasi
mekanik dan kemungkinan terjadinya komplikasi
4.
Berikan lingkungan yang kondusif
Rasional : supaya bayi
dapat tidur dan memberikan rasa nyaman
5.
Auskultasi irama jantung, suara nafas dan
lapor adanya penyimpangan.
Rasional :
Mendeteksi dan mencegah adanya komplikasi
Dx IV:
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
(nenelan, motilitas gastric menurun dan kurangnya penyerapan.
Tujuan : Kebutuhan
nutrisi adekuat
Kriteria hasil :
-
Mencapai status
nutrisi normal dengan berat hadan yang sesuai
-
Mencapai kadar
gula darah normal
-
Mencapai keseimbangan
intake dan output.
-
Bebas dari adanya
komplikasi Gl :
-
Lingkar perut
stabil
-
Pola eliminasi
nonnal
Intervensi
1.
Timbang helat
badan tiap hari
Rasional :
Mendeteksi adanya penurunan atau
peningkatan berat badan
2.
Berikan glukosa
5-10% banyaknya sesuai umur dan berat hadan Rasional :
Diperlukan keseimbangan cairan dan
kehutuhan kalori secara parsiasif
3.
Monitor adanya
hipoglikemi
Rasional :
Masukkan nutrisi inadekuat menyebabkan penurunan
glukosa dalam darah
4.
Monitor adanya
komplikasi G.I :
Ø Disstres
Ø Konstipasi / diare.
Ø Frekwensi muntah
Rasional :
Mempertahankan nutrisi cukup energi dan
keseimbangan intake dan output
IMPLEMENTASI
Pada tahap pelaksanaan merupakan kelanjutan
dari rencana pekerawatan yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien
EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap dimana proses
keperawatan mengangkut pengumpulan data objectif dan subjectif yang dapat
menunjukkan masalah ,apa yang terselesaikan, apa yang perlu dikaji dan
direncanakan, dilaksanakan dan dinilai apakah tujuan keperawatan telah tercapai
atau belum, sebagian tercapai atau timbul masalah baru.
DAFTARPUSTAKA
Cecily L. Betz and Linda A. Sowden,
(202), Keperawatan Pediatri Edisi III, EGC, Jakarta
Suriadi
SKp, Rita Yuliani SKp, (2001), Asuhan keperawatan Pada Anak Edisi 1, PT. Fajar
Interpratama, Jakarta