Senin, 11 Februari 2013

ASKEP RDS



ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN
RESPIRATORY DISTRES SYNDROME

1.      LANDASAN TEORI
PENGERTIAN
Sindrome distres pernafasan adalah perkembangan yang imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru RDS dikatakan sebagai hyaline membrane descase (HMD).
(Suriadi Skp. Rita Yuliani ; 2001 ; 265)
RDS adalah perkembangan yang imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan paru dengan kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea, hiperpnea, frekuensi pernafasan lebih dari 60 x/menit, sianosis, dan kelainan otot-otot pernafasan pada inspirasi

ETIOLOGI
Dihubungkan dengan usia kehamilan. Berat badan bayi lahir kurang dari  2500 gram. Sering kali  pada bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1000 gram. 20% berkembang dengan bronchopulmonary dysplaisia, (BPD). (Suriadi SKp. Rita Yuliani SKp. 2001. : 266)
Kelainan yang terjadi dianggap karena faktor pertumbuhan atau pematangan paru belum sempurnah. Biasanya insiden pada bayi prematur BB 1000 -2000 gr terutama ibu yang mengalami gangguan perfusi darah uterus selama. kehamilan. Kelainan ini merupakan penyebab utanma kematian 50- 70% bayi prematur.

PATOFISIOLOGI
Penyebab RDS adalah kekurangan surfaktan (suatu zat lipoprotein) paru. Surfaktan adalah zat yang memegang peranan dalam pengembangan paru dan  merupakan suatu komplek yang terdiri dari protein, karbohidrat dan lemak. Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin. Zat ini mulai dibentuk pada kehamilan 22-23 minggu dan mencapai maksimum pada minggu ke-35. Fungsi furfaktan adalah merendahkan tegangan permukaan alveolus hingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara pada akhir ekspirasi. Defisiensi Zat surfaktan yang ditentukan pada PMN akan menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan stabilitas menjadi terganggu alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi. sehingga untuk pernafasan brikutnya dibutuhkan tekanan negatif intra toraks yang lebih besar dan disertai usaha inspirasi yang tebih kuat. Kolaps paru ini: mcnyebabkan terganggunya fentilase sehingga menjadi hipoksia, rrtensi co2 dan asidosis. Hipoksia akan menimbulkan .:
a.       Oksigenasi jaringan menurun sehingga menjadi metabolisme anaerobik yang menimbulkan asam laktat dan asam organik lain yang menyebabkan terjadinya.asidosis metabolik pada bayi.
b.      Kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus alveolaris yang akan menyebabkan terjadinya transudasi kedalam alveoli dan terbentuknya fibrin bersam- sama dengan jaringan epitel yang nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin asidosis dan atelektasis juga menyebabkan gangguan sirkulasi darah dari dan ke jantung. Deemikian pula aliran darah paru akan menurun dan mengakibatkan berkurangnya pembentukan zat .surfaktan, ..













Surfaktan menurun


 
                                                             


Compliance (distenbilitas) paru menurun                                     PO² menurun    








 



                                                            IWL
usaha napas meningkat                         meningkat                         Metabolisme anaerob













 



volume cairan
menurunya ventilasi                                                                                                       Gangguan
perubahan                                               Pertukaran
pola nafas                                               gas


 



CO² meningkat                                                                          asidosis                         Fatique/
   kelelahan
 


 

Perfusi perifer menurun                                                                                       Intoleran
   aktifitas

Vasokontriksi perifer dan pulmonal


 




Tekanan arteri pulmonal meningkat


 




  Hipertensi pulmonal



 


 Odem paru                                            Gangguan
                                             Pertukaran
                  gas
(Suriadi SKp, Fita Yuliani SKp, 2001;266)

Gagal nafas            Nutrisi kurang dr
kebutuhan


GAMBARAN KLINIS :
1)      Takipnea
2)      Retraksi interkostae dan sternal
3)      Dengkur ekspiratori
4)      Pergerakan cuping hidung
5)      Sianosis sejalan dengan peninikatan hipoksemia
6)      Menurunnya daya komplain paru
7)      Hipotensi sistemik
8)      Penurunan keluaran urine
9)      Penurunan suara nafas
10)  Takikardi
RDS adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri. Perbaikan biasanya ter1ihat 48 sampai. 72 jam setelah lahir, Bila terjadi regenerasi sel alveoler tipe II dan dihasilkannya surfaktan. Penampakan dan lamanya gejala dapat berubah dengan pemberian surfaktan biasa. :

KOMPLIKASI          
1)      Ketidakseimbangan asam biasa
2)      Pneumothorax
3)      Pneumomediastiurn
4)      pulmonary interstitial dyasplasia
5)      Bronchopulmonary dysplasia (BPD)
6)      Patent ductus arteriosis (PDA)
7)      Hipotensi sistemik
8)      Retinopaty pada prematur .
9)      Kejang
10)  Infeksi (pneurnonia, septikemia )



I PENATALAKSANAAN
1.6.1    Perbaikan oksigenasi dan pertahankan volume paru optimal
a.       Rumatan Pa o2 antara 50 sampai 80 mmHg, PaCO2 antara 40 dan 50, PH paling sedikit 7,25
b.      Penggantian surfaktan melalui selang endotrakeal ( endotrakeal tube (ET) )
c.       Tekanan jalan nafas positif secara tetap melalui  nasal prongs untuk mencegah kehilangan volllme selama ekspirasi
d.      Ventilasi mekanik melalui ET untuk hipoksemia berat (PaO2 kurang dari 50 sampai 60 mmHg) dan / atau hiperkapnea (PaO2 lebih dari 60 mmHg)
e.       Pemantauan transuktan dan oksimetri nadi
f.       Pemberian aerosol bronkodilator
g.      Fisioterapi toraks
h.      Opsi kardiorespiratori ta1nbahan .(ventilasi frexuensi tinggi, oksigenasi membran ekstrakomoreal, oksida nitrat, ventilasi cairan).
1.6.2 Pertahankan kesetabilan suhu
I 6.3 Berikan asupan cairan, elektrolit dan nutrisi yang seimbang
1.6.4 Pantau nilai gas darah arteri, hemoglobin dan hematrokit serta bilirubin
1.6.5 Lakukan transfusi darah seperlunya untuk mempertahankan hematrokit
1.6.6 Pertahankan jalur arteri (arteri1 line ) untuk memantau PaO2 dan " pengambilan sampel darah
1.6.7 Berikan obat yang perlukan
a.       Deuritik untuk mengurangi odema interstisial
b.      NaHCO3 untuk asidosis metabolik
c.       Antibiotik untuk nfeksi terkai
d.      Analgesik untuk nyeri dan  iritabilitas
e.       Teofilin sebagai stimulasi respiratori
f.       V asopresor ( dopanmin, dobutamin)
g.      Kortikosteroid untuk meningkatkan maturitas paru
h.      Bronkodilator
2.      LANDASAN ASUPAN  KEPERAWATAN
            PENGKAJIAN
Indetitas klien
Insiden sering terjadi pada bayi prematur dengan berat badan 1000 - 2000 gram dan masa kehamilan kurang dari 36 minggu.
2 Keluhan utama
Sesak nafas atau pemafasan cepat.
Riwayat penyakit sekarang
Sesak nafas atau pemafasan cepat. Frekuensi pernafasan lebih dari 60 x / menit, pernafasan cepat dan  dan dangkal timbul setelah 6 – 8 jam pertama setelah lahir dan gejala karakteristik mulai terlihat pada umur 24 – 72 jam
Riwayat penyakit dahulu
Pre natal : lbu mengalami ganggualn perfusi darah uterus kehamilan mis : DM, Teksomia gravidium, Hipotensi, dan perdarahan  ante partum.
Natal: Bayi dengan riwayat astiksiapada waktu lahir dan lahir melalui seksio sesar akan memperberat keadaan.
Post Natal :
Riwayat penyakit keluarga
Keluarga yang mempunyai penyakit DM atau Hipotensi.
Riwayat  Psikosorial spiritual
ADL (Activity daily life)



-          Nutrisi :
Bayi dapat kekeurangan cairan sebagai akibat  bayi belum minum atau menghisap
-          Istirahat tidur
Kebutuhan istirahat terganggu karena adanya sesak nafas ataupun kebutulan nyaman tergangu akibat tindakan medis
-          Eliminasi  
Penurunan pengeluaran urine  
Pemeriksaan
1)      Pemeriksaan umum
Suhu : Bayi sangat mudah kedinginan, dapat terjadi hipotermia dengan suhu 35oC
Nadi : Takikardi 170 x/menit
RR : 60 x/menit
BB: 1000-2000 gram atau kurang dari 1500 gram
2)      Pemeriksaan fisik
-          Kepala
Hidung : terdapat pemafasan cuping hidung, adanya sekret pada jalan nafas    
-          .Mulut : mukosa bibir kering
-          Dada
Hipertimpani
Bising usus meningkat
-          Ekstremitas
Dapat terjadi edema setelah beberapa jam
Adanya sianosis   
3)      Pemeriksaan penunjang
-          Foto rontgen thorak
Ø  Pola retikulo granular difus bersama bromkogram udara yang saling tumpang tindih.
Ø  Tanda paru sentral dan batas jantung sukar dilihat, inflasi paru buruk.
Ø  Kemungkinan terdapat kardiomegali bila sistem lain juga terkepa (bayi dari ; ibu diabetes, hipoksia, gagal jantung kongestif).
Ø  Bayangan timus yang besar .
Ø  Bergranul merata pada bronkogram udara, yang menandakan penyakit berat jika terdapat pada beberapa jam pertama.
-          Pemeriksa darah
Ø  Asidosis metabolik
PH menurun (N : PH 7,35- 7,45)
Penurunan  Bicarbonat (N : 22-26 meg/L)
PaCO2 Normal (N : 35-45 mmHg)
Peningkatan serum K
Ø  Asidosis respiratorik
-          PH menurun   (N : PH 7,35-7,45)
-          Peningkatan PaCO2 (N : 35-45 mmHg)
-          Penurunan PaO2 (N : 80-100 mmHg)
-          Imatur lecithin / sphingomylin (L/S)  

            DIAGNOSA KEPERAWATAN (Marlene mayers, 1995 : 241 )
Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbu1 pada klien dengan RDS adalah
1.      Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan imatur paru dan dinding dada atau kurangnya jumlah cairan surfaktan.
2.      Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi atau pemasangan intubasi trakea yang kurang adekuat dan adanya penumpukan sekret.
3.      Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidaksamaan nafas bayi dan ventilator, tidak berfungsinya ventilator, dan posisi . bantuan ventilator yang kurang tepat.
4.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan  ketidakmampuan menelan, Motilitas gastrik menurun, dan kurangnya penyerapan.

            lNTERVENSI
DX I: Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan imatur paru dan dinding dada atau kurangnya jumlah cairan surfaktan
Tujuan : Pertukaran gas adekuat
Kriteria :
Mempertahankan oksigenasi yang adekuat dengan menunjukan Adanya :
-          ABG Pa O2 80-100 mmHg, PCO2 35-45 mmHg
-          Suara Nares Vesikuler
Intervensi  
1.      Monitor / observasi perubahan status pemafasan
Rasional : Deteksi dini status pemafasan dan pengenalan dini perubahan perjalanan penyakit.
2.      Berikan 02 tidak If:bih dari 40%, hangatkan dan lembabkan dengan kap.
Rasional : Mencegah turunnya konsentrasi O2 dan menurunkan kebutuhan-kebutuhan air.
3.      Observasi apnea dan cyanosis.
Rasional : Deteksi dini status pernafasan dan mempertahankan gas darah optimal.
4.      Bantu posisi anak untuk ekspansi panparu  maksimal
Rasional : Memberikan rasa nyaman dan agar ada upaya benafas  
5.      Observasi respon arak untuk ekspansi paru maksimal.
Rasibnal : Mencegah turunnya konsentrasi mekanik dan kemungkinan-kemungkinan terjadinya komplikasi.
6.      Section jika diperlukan
Rasional : Mengurangi akumulasi secret.
7.      Monitor efek samping obat
Rasional : Mengetahui reaksi obat untuk dilanjutkan atau dihentikan therapy.
Dx  II : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi atau pemasangan intubasi yang kurang tepat dan adanya penumpukan sekret. :
Kriteria hasil :
-          Suara nafas vesikuler dan tidak adanya penumpukan sekret. –
-          Oksigenasi adekuat
Intervensi :
1.      Kaji dada bayi apakah bunyi nafas bilateral dan adanya ekspansi selama inspirasi.
Rasional : Manajemen komplikasi dan penegenalan dini perubahan perjalanan penyakit.
2.      Atur posisi bayi  
Rasional : Untuk memudahkan drainase.
3.      Lakukan penghisapan lender (suction)
Rasional : mengurangi akumulasi sekret
4.      Kaji kepatenan jalan napas  setiap jam  
Rasional : mendeteksi perubahan perjalanan penyakit
5.      Cegah prosedur rutin penghisapan, pemegangan dan auskultasi Rasional : mencegah petiurunan PaO2
Dx III : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidaksamaan nafas bayi dan ventilator yang kurang tepat.
Tujuan : Pola nafas efektif
Kriteria Hasil :
-          Mempertahankan pola pematasan efektif
-          Irama nafas, kedalaman nafas normal
-          Oksigenasi adekuat.. ; Intervensi :
1.      Analisa Monitor serial gas darah sesuai program
Rasional : Mempertahankan gas darah optimal dan mengetahui perjalanan penyakit.
2.      Gunakan alat bantu nafas sesuai intruksi
Rasional  : Memudahkan memelihara jalan nafas atas
3.      Pantau ventilator setiap jam
Rasional : Mencegah turunnya konsentrasi mekanik dan kemungkinan terjadinya komplikasi
4.      Berikan lingkungan yang kondusif   
Rasional : supaya bayi dapat tidur dan memberikan rasa nyaman
5.      Auskultasi irama jantung, suara nafas dan lapor adanya penyimpangan.
Rasional : Mendeteksi dan mencegah adanya komplikasi
Dx IV: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan (nenelan, motilitas gastric menurun dan kurangnya penyerapan.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi adekuat
Kriteria hasil :
-          Mencapai status nutrisi normal dengan berat hadan yang sesuai
-          Mencapai kadar gula darah normal
-          Mencapai keseimbangan intake dan output.
-          Bebas dari adanya komplikasi Gl :
-          Lingkar perut stabil
-          Pola eliminasi nonnal
Intervensi
1.      Timbang helat badan tiap hari
Rasional : Mendeteksi adanya penurunan atau peningkatan berat                                             badan
2.      Berikan glukosa 5-10% banyaknya sesuai umur dan berat hadan Rasional : Diperlukan keseimbangan cairan dan kehutuhan kalori secara parsiasif
3.      Monitor adanya hipoglikemi
Rasional : Masukkan nutrisi inadekuat menyebabkan penurunan glukosa dalam darah
4.      Monitor adanya komplikasi G.I :
Ø  Disstres
Ø  Konstipasi / diare.
Ø  Frekwensi muntah
Rasional : Mempertahankan nutrisi cukup energi dan keseimbangan intake dan output

            IMPLEMENTASI
Pada tahap pelaksanaan merupakan kelanjutan dari rencana pekerawatan yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien

            EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap dimana proses keperawatan mengangkut pengumpulan data objectif dan subjectif yang dapat menunjukkan masalah ,apa yang terselesaikan, apa yang perlu dikaji dan direncanakan, dilaksanakan dan dinilai apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum, sebagian tercapai atau timbul masalah baru.





DAFTARPUSTAKA

Cecily L. Betz and Linda A. Sowden, (202), Keperawatan Pediatri Edisi III, EGC, Jakarta
Suriadi SKp, Rita Yuliani SKp, (2001), Asuhan keperawatan Pada Anak Edisi 1, PT. Fajar Interpratama, Jakarta